Sunday, 25 August 2013

Hikmah dibalik Senyawa Kovalen

Oleh : Muhammad Fathurrahman, S.Pd


Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan ribuan bahkan jutaan misterinya. Jika kita renungkan, sebenarnya banyak hikmah yang dapat kita ambil dari fenomena yang terjadi di alam semesta ini. Salah satu fenomena yang dapat menjadi pelajaran bagi kita adalah peristiwa pembentukan senyawa kovalen.
            Senyawa kovalen merupakan senyawa yang terbentuk akibat penggunaan elektron valensi secara bersama-sama. Elektron valensi adalah jumlah elektron yang dimiliki oleh suatu atom pada kulit terluar. Biasanya senyawa kovalen ini terbentuk dari gabungan antara atom-atom unsur non logam. Salah satu contoh senyawa kovalen yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah air.
            Air memiliki rumus kimia yang sederhana, yaitu H2O. Jika dilihat dari rumus kimianya, maka air terbentuk dari dua atom Hidrogen (H) dan satu atom Oksigen (O). Atom hidrogen hanya memiliki satu elektron, sedangkan atom oksigen memiliki delapan elektron dengan konfigurasi elektron 2-6 seperti yang terlihat pada gambar berikut.
 Gambar 1. Model Atom Hidrogen (sebelah kiri) dan Model Atom Oksigen (sebelah kanan)
 
Jika kita melihat elektron valensi dari kedua atom tersebut maka dapat diketahui bahwa keduanya merupakan atom yang belum stabil. Atom hidrogen memiliki satu elektron valensi, sehingga ia membutuhkan satu elektron lagi untuk mencapai kestabilan sesuai dengan kaidah duplet. Ingat, kaidah duplet menyatakan bahwa suatu atom yang hanya memiliki satu kulit akan stabil dengan adanya dua elektron pada kulit tersebut. Atom oksigen yang memiliki enam elektron valensi membutuhkan dua elektron lagi untuk mencapai kestabilan sesuai dengan kaidah oktet. Ingat kembali bahwa dalam kaidah oktet, suatu atom yang memiliki lebih dari satu kulit akan stabil dengan adanya delapan elektron pada kulit terakhirnya.
            Pada proses pembentukan molekul air, tidak mungkin terjadi serah terima elektron seperti yang terjadi pada proses pembentukan senyawa ionik. Hal ini disebabkan karena kedua jenis atom tersebut yang sama-sama membutuhkan elektron. Proses yang terjadi adalah penggunaan elektron valensi secara bersama-sama, sehingga terbentuk senyawa kovalen seperti yang terlihat pada gambar berikut.

 Gambar 2. Model Molekul Air
 
Fenomena ini dapat kita kaitkan dengan kehidupan manusia. Kita perlu sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Seseorang dengan kelemahannya dapat diibaratkan sebagai atom yang kekurangan elektron. Meskipun atom-atom tersebut sama-sama kekurangan elektron, namun mereka mampu bersatu membentuk sebuah senyawa kovalen yang stabil.
Molekul air tersebut seolah ingin memberikan teladan agar kitapun bersatu membentuk sebuah komunitas yang solid. Jika kita bersatu, maka kelemahan dari setiap individu bukan merupakan suatu masalah yang besar. Seseorang yang kaya namun lemah dalam fisiknya dapat meminta bantuan kepada orang lain yang lebih kuat. Begitupun sebaliknya, seseorang yang kuat dalam fisiknya namun lemah dalam segi finansialnya dapat meminta bantuan kepada orang lain yang lebih kaya.
Semua hal tersebut akan terjadi jika terdapat kebersamaan dan persatuan di antara mereka. Jika setiap orang bersifat individualistis maka jangan harap kehidupan akan berjalan dengan baik. Ingat, setiap orang pasti akan saling membutuhkan. Hidup bagaikan roda yang berputar. Ada saatnya kita memberi dan adapula saatnya kita menerima. Oleh sebab itu mari kita pelihara hubungan baik diantara kita, bentuk suatu komunitas yang solid sehingga terjadi persatuan dan kesatuan serta rasa saling tolong menolong.

No comments:

Post a Comment