Wednesday, 14 August 2013

Pesan dari Senyawa Ionik

Oleh : M. Fathurrahman, S.Pd

Allah sebagai sang khalik telah menciptakan makhluk dengan begitu sempurnanya. Jika kita renungkan maka kita akan mendapatkan banyak pesan dari apa yang telah Ia ciptakan. Segala sesuatunya memiliki makna yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dalam kehidupan kita. Salah satu contohnya adalah hikmah yang terkandung dalam proses pembentukan senyawa ionik.
Istilah “senyawa ionik” mungkin tidak asing bagi anda yang pernah mempelajari ilmu kimia. Senyawa ionik adalah senyawa yang terdiri atas kation dan anion. Kation adalah ion yang bermuatan positif sedangkan anion adalah ion yang bermuatan negatif. Salah satu contoh senyawa ionik yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah garam dapur. Rumus kimia dari garam dapur adalah NaCl (Natrium Klorida). Jika kita melihat dari rumus kimianya, maka garam dapur terdiri atas dua unsur, yaitu unsur Natrium dan unsur Klorin. Dalam senyawanya, Natrium bertindak sebagai kation sedangkan Klorin bertindak sebagai anion.
Natrium merupakan unsur logam yang memiliki 11 elektron. Konfigurasi elektron dari atom unsur tersebut adalah 2-8-1, seperti yang terlihat pada gambar berikut.

 Gambar 1. Model Atom Natrium (Na)

Jika kita amati gambar di atas, maka akan terlihat bahwa atom Natrium memiliki satu elektron pada lintasan terakhir. Hal ini merupakan suatu kondisi yang tidak stabil. Suatu atom akan stabil dengan adanya delapan elektron pada lintasan terakhirnya (kaidah oktet). Aturan ini berlaku untuk atom-atom yang memiliki lebih dari satu lintasan elektron. Oleh karena itu atom Natrium akan melepaskan satu elektron terakhirnya, sehingga konfigurasi elektron menjadi 2-8, suatu konfigurasi yang stabil. Setelah terjadi pelepasan elektron ini, maka atom Natrium akan berubah menjadi ion Natrium, seperti yang terlihat pada persamaan reaksi berikut.

Muatan ion Natrium itu positif satu (+1) karena jumlah proton dalam atom lebih banyak satu buah daripada jumlah elektronnya
 
Klorin merupakan unsur non-logam yang mempunyai 17 elektron. Konfigurasi elektron dari atom tersebut adalah 2-8-7, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
 
 Gambar 2. Model Atom Klorin (Cl)
 
Jika kita amati gambar di atas, maka akan terlihat bahwa atom Klorin memiliki tujuh elektron pada lintasan terakhir. Hal ini juga merupakan suatu kondisi yang tidak stabil. Sesuai dengan konsep sebelumnya, bahwa suatu atom yang memiliki lebih dari satu lintasan elektron akan stabil dengan adanya delapan buah elektron pada lintasan terakhirnya. Oleh karena itu atom Klorin akan menangkap satu buah elektron yang dilepaskan oleh Natrium, sehingga konfigurasi elektron menjadi 2-8-8, suatu konfigurasi yang stabil. Setelah terjadi penangkapan elektron ini, maka atom Klorin akan berubah menjadi ion Klorin, seperti yang terlihat pada persamaan reaksi berikut.

Muatan ion Klorin itu negatif satu (-1) karena jumlah elektron dalam atom lebih banyak satu buah daripada jumlah protonnya. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

 
 Gambar 3. Proses Pembentukan Senyawa Ionik NaCl

Fenomena di atas menunjukkan bagaimana suatu senyawa ionik terbentuk akibat adanya serah terima elektron. Atom Natrium yang kelebihan elektron memberikan satu buah elektronnya untuk atom Klorin yang kekurangan satu elektron. Semua itu dilakukan untuk mencapai kestabilan.
Mari kita analogikan peristiwa tersebut dengan kehidupan manusia. Seorang jutawan memiliki kelebihan karena hartanya sedangkan seorang ilmuwan memiliki kelebihan karena ilmunya. Mereka semua diibaratkan sebagai atom Natrium yang kelebihan elektron. Kemudian kita semua juga setuju bahwa masih banyak orang-orang yang pantas diibaratkan sebagai atom Klorin yang kekurangan elektron. Mereka yang tidur di kolong jembatan, mereka yang makan dari sisa makanan orang lain, dan mereka yang tidak bisa bekerja karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan merupakan contoh orang-orang yang pantas diibaratkan sebagai atom Klorin. Dua kondisi sosial tersebut merupakan kondisi yang belum stabil jika belum ada proses saling memberi dan membantu.
Orang kaya raya belum stabil jika belum mengeluarkan zakat malnya, orang yang berilmu pun belum stabil jika belum berbagi ilmu dengan sesamanya, sehingga ilmunya menjadi bermanfaat bagi orang lain. Setiap yang kita miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah. Semuanya adalah titipan. Apakah kita semua bisa menjaga titipan tersebut? Semuanya bergantung pada diri kita masing-masing. Kita juga perlu ingat, bahwa setiap yang kita miliki dan kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Peristiwa pembentukan senyawa ionik tadi seolah memberikan pesan dan teladan kepada kita bagaimana indahnya berbagi. Penulis yakin ketenangan hati akan kita dapatkan ketika kita selalu menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.


No comments:

Post a Comment