Oleh : M. Fathurrahman, S.Pd
Allah sebagai sang khalik telah menciptakan makhluk
dengan begitu sempurnanya. Jika kita renungkan maka kita akan mendapatkan
banyak pesan dari apa yang telah Ia ciptakan. Segala sesuatunya memiliki makna
yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dalam kehidupan kita. Salah satu
contohnya adalah hikmah yang terkandung dalam proses pembentukan senyawa ionik.
Istilah “senyawa ionik” mungkin tidak asing bagi anda
yang pernah mempelajari ilmu kimia. Senyawa ionik adalah senyawa yang terdiri
atas kation dan anion. Kation adalah ion yang bermuatan positif sedangkan anion
adalah ion yang bermuatan negatif. Salah satu contoh senyawa ionik yang biasa
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah garam dapur. Rumus kimia dari
garam dapur adalah NaCl (Natrium Klorida). Jika kita melihat dari rumus
kimianya, maka garam dapur terdiri atas dua unsur, yaitu unsur Natrium dan
unsur Klorin. Dalam senyawanya, Natrium bertindak sebagai kation sedangkan Klorin
bertindak sebagai anion.
Natrium merupakan unsur logam yang memiliki 11
elektron. Konfigurasi elektron dari atom unsur tersebut adalah 2-8-1, seperti
yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Model Atom Natrium (Na)
Jika kita amati gambar di atas, maka akan terlihat
bahwa atom Natrium memiliki satu elektron pada lintasan terakhir. Hal ini
merupakan suatu kondisi yang tidak stabil. Suatu atom akan stabil dengan adanya
delapan elektron pada lintasan terakhirnya (kaidah oktet). Aturan ini berlaku
untuk atom-atom yang memiliki lebih dari satu lintasan elektron. Oleh karena
itu atom Natrium akan melepaskan satu elektron terakhirnya, sehingga
konfigurasi elektron menjadi 2-8, suatu konfigurasi yang stabil. Setelah terjadi
pelepasan elektron ini, maka atom Natrium akan berubah menjadi ion Natrium,
seperti yang terlihat pada persamaan reaksi berikut.
Muatan ion
Natrium itu positif satu (+1) karena jumlah proton dalam atom lebih banyak satu
buah daripada jumlah elektronnya
Klorin merupakan unsur non-logam yang mempunyai 17
elektron. Konfigurasi elektron dari atom tersebut adalah 2-8-7, seperti yang
terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2. Model Atom Klorin (Cl)
Jika kita amati gambar di atas, maka akan terlihat
bahwa atom Klorin memiliki tujuh elektron pada lintasan terakhir. Hal ini juga
merupakan suatu kondisi yang tidak stabil. Sesuai dengan konsep sebelumnya,
bahwa suatu atom yang memiliki lebih dari satu lintasan elektron akan stabil
dengan adanya delapan buah elektron pada lintasan terakhirnya. Oleh karena itu
atom Klorin akan menangkap satu buah elektron yang dilepaskan oleh Natrium,
sehingga konfigurasi elektron menjadi 2-8-8, suatu konfigurasi yang stabil.
Setelah terjadi penangkapan elektron ini, maka atom Klorin akan berubah menjadi
ion Klorin, seperti yang terlihat pada persamaan reaksi berikut.
Muatan ion
Klorin itu negatif satu (-1) karena jumlah elektron dalam atom lebih banyak satu
buah daripada jumlah protonnya. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 3. Proses Pembentukan Senyawa Ionik NaCl
Fenomena di atas
menunjukkan bagaimana suatu senyawa ionik terbentuk akibat adanya serah terima
elektron. Atom Natrium yang kelebihan elektron memberikan satu buah elektronnya
untuk atom Klorin yang kekurangan satu elektron. Semua itu dilakukan untuk
mencapai kestabilan.
Mari kita analogikan peristiwa tersebut dengan kehidupan
manusia. Seorang jutawan memiliki kelebihan karena hartanya sedangkan seorang
ilmuwan memiliki kelebihan karena ilmunya. Mereka semua diibaratkan sebagai atom
Natrium yang kelebihan elektron. Kemudian kita semua juga setuju bahwa masih
banyak orang-orang yang pantas diibaratkan sebagai atom Klorin yang kekurangan
elektron. Mereka yang tidur di kolong jembatan, mereka yang makan dari sisa
makanan orang lain, dan mereka yang tidak bisa bekerja karena kondisi fisik
yang tidak memungkinkan merupakan contoh orang-orang yang pantas diibaratkan
sebagai atom Klorin. Dua kondisi sosial tersebut merupakan kondisi yang belum
stabil jika belum ada proses saling memberi dan membantu.
Orang kaya raya belum stabil jika belum mengeluarkan zakat
malnya, orang yang berilmu pun belum stabil jika belum berbagi ilmu dengan
sesamanya, sehingga ilmunya menjadi bermanfaat bagi orang lain. Setiap yang
kita miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah. Semuanya adalah titipan. Apakah
kita semua bisa menjaga titipan tersebut? Semuanya bergantung pada diri kita
masing-masing. Kita juga perlu ingat, bahwa setiap yang kita miliki dan kita
lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Peristiwa pembentukan senyawa ionik tadi seolah memberikan pesan dan teladan
kepada kita bagaimana indahnya berbagi. Penulis yakin ketenangan hati akan kita
dapatkan ketika kita selalu menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.
No comments:
Post a Comment